Masalah tersebut sebetulnya tidak hanya terjadi di kantor, di rumah juga bisa terjadi. Sehingga kaizen juga baik untuk diterapkan di rumah. Di rumah juga terjadi gangguan atas tujuan rumah (istirahat, menjaga hubungan), konflik kepentingan, barang hilang atau sulit ditemukan.
Kaizen 5 S untuk rumah
1. Sisih
Sisihkan barang penting dan tidak penting. penentuan kriteria ini perlu didiskusikan dengan anggota keluarga. Karena bisa terjadi, sesuatu yang tidak penting bagi salah satu anggota keluarga malah penting bagi anggota keluarga yang lain. Yang penting juga perlu dibagi lagi, penting untuk selamanya, penting dalam jangka waktu tertentu. Barang-barang kayak ijazah, sertifikat tanah itu termasuk penting untuk selamanya. Sedangkan kertas undangan tetangga, itu penting untuk sementara waktu, sampai acara undangan itu berlangsung.
2. Susun
Nah, susunlah barang-barang penting anda pada tempatnya. Agar rapi, tempatkan barang-barang anda di lemari penyimpanan. Kelompokkan barang-barang anda dan masukkan barang-barang itu tempat penyimpanan sesuai kelompokknya. Anda mungkin perlu berbagai macam lemari. Adapun bentuk lemarinya, anda bisa melihat bentuknya.
3. Sasah
buang barang-barang yang tidak penting. Akan lebih baik kalau pembuangan itu dikelompokkan juga. Ada sampah organik, sampah anorganik, dan sampah yang bisa dijual. Kalau ada sampah yang bisa dijual, dijual aja. Atau anda bisa juga barang yang tidak perlu itu didonasikan ke orang lain.
4. Sosok
Terus ulangi hal-hal di atas sehingga menjadi kebiasaan.
5. Suluh
Bangun motivasi internal pada masing-masing anggota untuk melakukan hal di atas.
One influential follower of the kaizen principle, Masaaki Imai, once said, “Kaizen means improvement. Moreover, it means continuing improvement in personal life, home life, social life, and working life.” Since this practice is already being taught in working life, it’s just a matter of taking those same lessons and applying them to every other area of your life.